27 April 2025
Moneter

Wanti-Wanti Joko Widodo Buat Industri Keuangan Mesti Menimba Ilmu Dari Krisis 98-Svb Tutup

Presiden Jokowi, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menhan Prabowo Subianto. (Istimewa)
Foto: Presiden Jokowi, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menhan Prabowo Subianto. (Istimewa)

Jakarta

Kondisi geopolitik dan perekonomian dunia masih belum kondusif. Hal ini menjadi tantangan utama bagi sektor keuangan di Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengingatkan biar seluruh pihak di sektor keuangan di Indonesia tetap waspada.

Dia mengingatkan soal sederet dongeng krisis di masa lalu. Mulai dari krisis ekonomi 1998 hingga bangkrutnya bank Sillicon Valley. Hampir semua krisis tersebut terjadi alasannya yaitu duduk permasalahan yang mulanya timbul dari mancanegara dan menjadi duduk permasalahan global.

“Karena ekonomi global yang berubah sungguh cepat, disrupsi teknologi yang masif terus terjadi. Tadi aku sampaikan geopolitik juga masih belum terang akan selesai kapan akan kemana, kita juga mesti banyak belajar pada kasus-kasus masa kemudian baik di 98, Asian Financial Crisis, kemudian 2018 dan 2023 kita lihat tiba-tiba kita lihat kemarin jatuhnya Sillicon Valley Bank,” papar Jokowi dalam PTIJK 2024, di St Regis, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024).

Baca juga: Waduh! Separuh Warga AS Sudah Tak Percaya Taruh Uang di Bank

“Ini juga mewajibkan kita seluruhnya hati-hati dalam kita mempertahankan industri keuangan kita, ekonomi kita,” lanjutnya.

Jokowi melanjutkan disrupsi teknologi pun masih terus terjadi. Semua hal berubah dengan cepat, hal ini pun mesti diantisipasi.

Kondisi Politik Bikin Lega

Namun, Jokowi menyebutkan keadaan politik dalam negeri di Indonesia nampak melegakan. Di tengah banyaknya tantangan global, beliau menjamin industri keuangan masih dapat berlangsung dengan baik dan kokoh.

“Tapi yang terpenting politik dalam negeri kita, politik domestik kita stabil dan pasti saja ini melegakan industri keuangan dan menghidupkan industri keuangan yang kian kuat untuk mendukung perkembangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” beber Jokowi.

Jokowi lantas menjabarkan sederet indikator konkret sektor keuangan selama tahun 2023. Pertama, tingkat rasio permodalan perbankan di Indonesia meraih 27,69%, ini menjadi yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.

Kemudian penyaluran kredit perbankan juga berkembang double digit di angka 10,38% selama tahun 2023. Ini telah meraih level pra pandemi.

“Di tingkat permodalan, permodalan perbankan meraih 27,69%. Ini di atas negara-negara di kawasan, kredit perbankan juga masih dapat berkembang di double digit, di 10,38% y-o-y, ini juga di atas level pra pandemi,” sebut Jokowi.

Selanjutnya, perkembangan ekonomi juga berkembang baik di angka 5,05% secara tahunan. Di samping itu, Jokowi menjabat inflasi pun tersadar di level 2,57% secara tahunan.

Cadangan devisa Indonesia juga mencakup besar jumlahnya di angka US$ 145 miliar, sementara itu neraca jualan juga surplus US$ 36 miliar atau kira-kira Rp 570 triliun. Terakhir, current account defisit Indonesia juga surplus di 0,16%.

‘Saya kira angka-angka seumpama itu yang harusnya kita optimis ekonomi kepada Indonesia di tahun 2024. Tapi tetap mesti hati-hati, waspada,” pungkas Jokowi.

Simak juga Video: Jokowi Senang Industri Keuangan RI Tangguh: Tapi Tetap Harus Hati-hati

[Gambas:Video 20detik]

jokowiperbankansillicon valley bank

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video