21 April 2025
Infrastruktur

Pemerintah Diminta Pilih-Pilih Bangkit Jalan Tol Baru

PT Hutama Karya (Persero) terus mendorong pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Salah satu yang dibangun merupakan  Jalan Tol Betung (Sp Sekayu)-Tempino-Jambi seksi 4 Tempino-Interchange (IC) Ness dengan total panjang 18,49 km. Tol Tempino-Interchange Ness dijadwalkan akan dilengkapi dengan rest area tipe A dan SPBU untuk menampilkan ketentraman bagi para pengguna jalan.
Ilustrasi Proyek Tol/Foto: Dok HK

Jakarta

Pemerintah diminta buat lebih pilih-pilih menyeleksi pembangunan proyek jalan tol baru, pasalnya dua jalan tol yg sudah dibangun belum optimal termanfaatkan.

Hal tersebut menyerupai diungkapkan Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Bambang Haryo Soekartono. Ia meminta pemerintah lebih bijak dalam membangun jalan tol gres menyerupai proyek pembangunan jalan tol, menyerupai tol puncak, tol Kulonprogo-Cilacap, dan ruas sirip tol trans Sumatera.

“Kalau kalian lihat, dua ruas tol di Jawa yg gres dibangun di masa pemerintahan yg dahulu, belum sepenuhnya mampu optimal mendorong perkembangan ekonomi menyerupai misalnya transportasi publik massal dan transportasi logistik massal,” kata Bambang Haryo, di Jakarta, Selasa (2/1/2025).

Ia menyebutkan penggunaan jalan tol oleh transportasi publik massal (bus) dan logistik massal (truk) dikala ini masih sungguh minim. Karena tarif tol yang dikenakan relatif masih sungguh tinggi/mahal. Sehingga transportasi publik massal dan logistik massal lebih banyak masih menggunakan jalan reguler non tol, menyerupai jalan nasional / antar provinsi dan jalan provinsi / antar kabupaten.

“Sangat disayangkan sih, kalian bangkit jalan tol tapi tidak di manfaatkan optimal buat transportasi publik dan logistik. Beda dibanding pembangunan jalan tol di zaman Pak Harto , biayanya sungguh murah. Sehingga banyak truk dan bus yang juga mempergunakan jalan tol tersebut bagi mempercepat roda perekonomian,” ungkapnya.

Bambang menambahkan, bila diperhatikan dari jumlah pengguna jalan tol, transportasi publik massal / bus, transportasi logistik massal / truk yg masuk di jalan tol tidak lebih dari 2.5 % dari jumlah yang melalui di jalan reguler nasional maupun provinsi yg sejajar dengan jalan tol. Termasuk juga transportasi pribadi, tidak lebih dari 20% yang menggunakan jalan tol dibanding jalan reguler yang sejajar dengan jalan tol.

“Ini dikarenakan jalan tol yg dibangun simpulan respon ini biayanya di rasakan sungguh tinggi/mahal untuk Masyarakat. Berarti keputusan bagi tak melanjutkan pembangunan jalan tol ini telah sungguh tepat,” ujarnya.

Dan sudah saatnya kata Bambang, penduduk dapat mencicipi jalan reguler nasional maupun provinsi yang lebar, patut dan steril, tak berbayar menyerupai yang kita rasakan bila kalian berpergian ke banyak sekali Negara di Asia Tenggara, misalnya Malaysia, Vietnam, Thailand dan Filipina.

Jika itu terkondisikan di negara kalian telah niscaya pengaruh pembangunan infrastruktur jalan mampu dinikmati oleh Masyarakat dan menjinjing percepatan perkembangan ekonomi dengan mengeluarkan cost ongkos transportasi yg minim.

“Untuk dipahami jumlah jalan tol di Indonesia sudah sungguh banyak bila kita bandingkan dengan Malaysia. Dimana perbandingan jalan tol di Indonesia 2.893 kilometer dibanding jalan nasional kami sepanjang 54.000 kilometer. Bila ketimbang Malaysia , panjang jalan tol, 5.027 kilometer dibanding dengan jalan nasional mereka sepanjang 290.000 kilometer. Berarti perbandingan jalan yang tak berbayar di Malaysia jauh lebih besar dibanding di Indonesia,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menepis kabar bahwa proyek-proyek tol gres mulai disetop. Ia juga menekankan bahwa Kepala Negara Prabowo Subianto tidak pernah memberi instruksi bagi melakukan pembatasan pembangunan.

Menurut Dody, kabar tersebut tidak benar. Ia mengatakan, Prabowo cuma menyodorkan mengenai konsentrasi pembangunan di pemerintahan dikala ini.

“Sebetulnya nggak ada yg minta pembatasan, Pak Prabowo juga nggak pernah minta kok,” ujar Dody, dijumpai di Kantor Kementerian PU.

Simak juga Video ‘Perhatian! GT KM 149 dan KM 151 Gedebage Dapat Dipakai dikala Nataru’:

[Gambas:Video 20detik]

jalan tolpembangunan infrastrukturtarif tol

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video