
Jakarta –
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melaporkan, sudah melaksanakan restrukturisasi utang sampai Rp 13,23 triliun. Perusahaan juga sudah melaksanakan konversi utang lewat obligasi wajib konversi (OWK).
Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti menerangkan, perseroan melaksanakan aneka macam terobosan untuk memperbaiki posisi keuangan, utamanya dengan menyelesaikan proses restrukturisasi utang serta melakukan jadwal efisiensi di tingkat operasional anak usaha.
“Upaya restrukturisasi utang yang sudah ditangani sejak bertahun-tahun belakangan sudah membuahkan hasil yang baik. Pada permulaan Desember tahun 2023, Perseroan kembali sukses merestrukturisasi utang sebesar Rp 13,23 triliun, sehingga sanggup dilihat perbaikan yang drastis dalam neraca Perseroan menjadi jauh lebih sehat,” ujar Roy dalam keterangan resminya, Selasa (5/12/2023).
Perseroan juga sudah melaksanakan konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) dengan jumlah saham gres hasil konversi sebanyak 99.527.840.300 saham biasa seri E dengan nilai nominal Rp.64, per saham. Dengan adanya penambahan saham gres tersebut jumlah modal diposisikan dan disetor èerseroan yang sebelumnya sebesar 22.084.484.209 saham menjadi sebesar 121.612.324.509 saham setelah pelaksanaan PMTHMETD.
BNBR sendiri membukukan pendapatan higienis Rp 3,079 triliun pada kuartal III 2023, naik 32% dibanding periode yang serupa di tahun sebelumnya. EBITDA juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 81%, dari periode sebelumnya sebesar Rp 152 miliar, menjadi Rp 274 miliar di kuartal III 2023. Kinerja perusahaan ini ditopang oleh kinerja anak usaha.
Baca juga: Moncer! Kuartal III 2023 Jasa Marga Kantongi Pendapatan Rp 11 T, Naik 7,7% |
Direktur Utama & CEO BNBR, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, pihaknya mendorong transisi energi lewat desain kerja keras yang berkelanjutan.
“Sembari terus mengorganisir sejumlah unit kerja keras yang selama ini sudah berlangsung dengan baik, kami konsisten melanjutkan upaya transisi energi yang berorientasi pada desain kerja keras berkesinambungan (sustainable business) sesuai prinsip-prinsip ESG (Environment, Social, Governance),” katanya.
Anindya memaparkan, dikala ini perseroan menyaksikan banyak kemungkinan untuk melaksanakan percepatan laju transisi menuju sustainable business tersebut. Di BNBR, upaya ini antara lain terlihat dari terus berkembangnya PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) unit kerja keras di bidang elektrifikasi transportasi, PT Helio Synar Energi (Helio) unit kerja keras di bidang energi gres terbarukan dan PT Modula Sustainability Indonesia (Modula) yang berinvestasi dalam teknologi 3D printing modern dan ramah lingkungan di bidang konstruksi bangunan.
Direktur Keuangan Roy Hendrajanto M Sakti mengatakan, peningkatan pendapatan ini didorong oleh pendapatan unit usaha.”Capaian peningkatan pendapatan higienis ini ditopang oleh catatan kasatmata pendapatan sejumlah unit kerja keras Perseroan,” jelas Roy.
Roy mengatakan, aset perseroan mengalami peningkatan dari Rp 17,46 triliun di periode sebelumnya menjadi Rp 20,10 triliun di kuartal III 2023. Sedangkan ekuitas juga meningkat dari sebelumnya sebesar Rp 1,53 triliun menjadi Rp 2,36 triliun pada kuartal III 2023.
Leave feedback about this