Palembang –
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung mencatat pemain judi online (judol) di Palembang sebanyak 40.470 orang dengan deposit keuangan ilegal Rp 214 miliar. Dari 17 Kabupaten/Kota di Sumsel Palembang berada di peringkat pertama pemain judol dari beberapa wilayah top five.
Dari 40.470 orang, pemain judi online didominasi pria pekerja swasta sebanyak 101.840 orang dan deposit keuangan sudah meraih Rp 415 miliar. Secara nasional pemain judol ini totalnya ada 2.370.000 orang dengan transaksi meraih Rp 600 triliun sampai Maret 2024.
Selain Palembang, di posisi kedua ada Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) 10.512 pemain dengan deposit Rp 37 miliar, ketiga Banyuasin 9.862 orang dengan jumlah deposit Rp 28 miliar, keempat OKI Rp 9.003 pemain dengan jumlah Rp 21 miliar, dan yang kelima ada Muara Enim 8.063 orang dengan deposit Rp 28 miliar.
“Pemain judi online ini didominasi oleh pria dengan melakukan pekerjaan di swasta. Meningkatnya pemain judol ini dipicu oleh pertumbuhan digitalisasi dikala ini,” kata Kepala OJK Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, Arifin Susanto pada kesibukan Forum Discussion yang digelar Bank Sumsel Babel, bareng dengan OJK serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Rabu (23/10/2024).
Berdasarkan data sampai Desember 2023 pemain judol meraih 118.890 orang dengan deposit keuangan Rp 472 miliar. Judi online ini sanggup diakses alasannya yakni pertumbuhan digitalisasi disamping itu mudah diakses dari orang cukup umur sampai anak, dan kamuflase game ternyata itu judol. Perempuan pun ada juga yang bermain judi online meski tak sebanyak laki -laki. Untuk wanita ada 18.045 orang dengan nilai deposit Rp 57 miliar.
“Tak kalah bahayanya satu NIK sanggup menghasilkan banyak rekening dan sanggup menghasilkan rekening secara online,” katanya.
| Baca juga: 4 Ekor Kambing Milik Yusuf Digasak Maling, Pelaku Sempat Dikejar Korban-Warga |
Masih dibilang Arifin sampai 14 Oktober 2024 OJK sudah mewakilkan bank untuk memblokir 7.599 rekening bank yang disangka terlibat judi online. Juni 2024, OJK lewat satgas PASTI sudah menutup 8.271 identitas penyedia pertolongan online yang ilegal yang disangka terkait pendanaan judol.
“Investasi ilegal, pinjol ilegal dan judol ialah bundar setan yang saling berkaitan,” katanya.
Menurut Arifin, pihaknya mempunyai ide memberantas judi online, dengan kolaborasi antara forum keuangan dan pihak berwenang. Ini penting untuk mempertahankan integritas sektor perbankan serta melindungi penduduk dari imbas negatif perjudian.
“Melalui diskusi ini, dibutuhkan terdapat sinergi antara forum pengawas dan perbankan dalam menangkal praktik judi online yang merugikan penduduk dan mengancam kestabilan keuangan,” harapnya.
Pemerintah dan stakeholder berperan penting dalam memberantas judol. Pengawasan juga lebih diperketat dan OJK berusaha menangani permasalahan judol ini dengan melakukan pemblokiran rekening perbankan mencurigakan, membentuk satgas penanganan judi online, sampai memblokir pertolongan online ilegal selaku rantai pemain judol.
Kondisi ini mendorong perbankan daerah, Bank Sumsel Babel dan pengawas keuangan OJK di Sumsel Babel kontrak merealisasikan edukasi dan sosialisasi terkait rawannya akses-akses judi online dan kesibukan keuangan ilegal yang sekarang mudah menembus di tengah masyarakat.
“Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk gotong royong berperan aktif dalam memberantas judi online demi terciptanya lingkungan keuangan yang lebih sehat dan transparan,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsudin menyampaikan Bank Sumsel Babel berkomitmen untuk mendukung segala inisiatif yang berniat untuk memberantas judi online.
“Kerja sama antara forum keuangan dan pihak berwenang sungguh penting untuk mempertahankan integritas sektor perbankan serta melindungi penduduk dari imbas negatif perjudian,” ujarnya.
Leave feedback about this