27 April 2025
Berita Detikhealth

300 Ribu Nyawa Hilang Setiap Tahunnya Bila Pemerintah Tidak Jalankan Ini

THR detikHealth Forum 2025
Foto: Agung Pambudhy/

Jakarta

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa Indonesia tergolong ke dalam salah satu negara dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia. Jumlah perokok di Indonesia diperkirakan mulai meningkat dari 31,7 persen pada 2000, diproyeksikan menjadi 37,5 persen pada 2025. Meningkatnya angka perokok di Indonesia ini turut berpeluang mengembangkan risiko kesehatan dan janjkematian yang lebih tinggi.

Menurut WHO, per tahunnya, Indonesia mencatat sekitar 300 ribu jiwa meninggal jawaban rokok. Berbagai upaya yang sudah ditangani untuk menekan jumlah janjkematian tersebut ternyata belum efektif. Untuk menangani permasalahan ini, diperlukan seni administrasi yang lain bagi menghemat angka janjkematian jawaban merokok, seumpama mendatangkan pilihan tata cara alternatif yang lebih rendah risiko.

Salah satu langkah yang sanggup diambil yaitu dengan menerapkan tata cara Tobacco Harm Reduction (THR). Hal ini dituangkan dalam laporan ‘Lives Saved Report 2024’ yang diterbitkan pada November 2024 silam. Laporan tersebut yaitu hasil dari kerja sama banyak sekali pakar di semua dunia, tergolong andal kesehatan dari Indonesia, Assoc Prof Ronny Lesmana.

Berdasarkan laporan tersebut, pendekatan alternatif THR sanggup menyelamatkan 4,6 juta nyawa di Indonesia dari janjkematian jawaban merokok sampai tahun 2060. THR sanggup menjadi pilihan yg efektif untuk mereka yg kesusahan ‘lepas’ dari rokok, serta memperkecil risiko janjkematian dari penyakit jawaban merokok.

Apa Itu Tobacco Harm Reduction (THR)?

THR yaitu pendekatan kreatif yg mengatakan penggunaan produk alternatif untuk menghemat risiko kesehatan yang disebabkan oleh rokok. Mekanisme pembakaran yang terjadi dalam rokok konvensional menciptakan zat berbahaya, sementara produk dengan prosedur pemanasan memiliki risiko lebih rendah. Lebih jauh, suatu studi yang ditangani oleh Public Health England juga mendapatkan bahwa produk alternatif dinilai 95 persen lebih rendah risiko dibandingkan rokok konvensional.

Menurut Ronny, pendekatan THR telah secara luas diaplikasikan di kepingan dunia yang lain dan menjadi pilihan untuk menolong peralihan penggunaan rokok. Keadaan ini turut menampilkan bahwa memutuskan alternatif yang lain selaku upaya berhenti merokok bukan hal yg sulit dipercayai dikerjakan.

“Semua pendekatan secara ilmiah, kebijakan, serta teknologi sanggup ditangani untuk menghemat sikap berbahaya, tergolong dalam bagaimana menghemat imbas buruk konsumsi tembakau. Kalau kami lihat, bukan baru-baru ini saja setiap negara berupaya mendorong penduduk bebas merokok. Ini bukan keadaan mudah sehingga perlu mendapatkan alternatif lain yg sanggup menghemat risiko merokok tersebut,” ucap Ronny di program detikHealth Lembaga 2025, di Jakarta Selatan, Kamis (23/1/2025).

Pada dasarnya, desain THR bukanlah satu yg sungguh jauh untuk sanggup diimplementasikan di Indonesia. Bertujuan selaku pilihan yang sanggup diambil selaku cara beralih dari konsumsi rokok, sasarannya terperinci terarah pada penduduk perokok aktif.

Keberadaan produk alternatif yg telah tersedia di Indonesia dikala ini mesti sanggup dimaksimalkan manfaatnya, terlebih kalau sudah terbukti menolong perokok menghemat konsumsinya sampai jadinya berhenti merokok. Menurutnya, opsi-opsi yang ada tak sanggup dipandang sebelah mata, melainkan perlu diperhitungkan lewat observasi lebih lanjut.

“Tujuan THR yaitu mengatakan pilihan bagi orang yg mau berhenti merokok. Namun, pilihan terbaiknya pasti (langsung) berhenti merokok. Sebab, tujuan final dari penerapan THR ini juga untuk berhenti merokok,” lanjut Ronny.

Baca juga: Soal Aturan Rokok di Turunan UU, Kemenkes RI Masih Tampung Masukan

Laba Tobacco Harm Reduction (THR)

Laporan Lives Saved Report 2024 memperkirakan lebih dari 4,6 juta nyawa di Indonesia sanggup diselamatkan sampai 2060. Jumlah ini yaitu hasil proyeksi dari skenario apabila Indonesia mengintegrasikan penerapan THR dalam kebijakan pengendalian tembakau yg diiringi dengan kenaikan jalan masuk perawatan kesehatan paru-paru sehingga angka berhenti merokok mulai meningkat. Dengan skenario tersebut, jumlah penduduk yg setiap tahunnya meninggal jawaban merokok mulai menyusut dari 300 ribu menjadi 83 ribu janjkematian setiap tahunnya.

Dok. IstimewaFoto: Dok. Istimewa

“Kalau diproyeksikan lebih baik, kita sanggup menyaksikan angka janjkematian sanggup turun dengan pendekatan THR. Kita milik wawasan soal produk rokok turunan yg timbul dua dekade belakang, ternyata dapat. Kita perlu meyakinkan lagi, bagaimana THR sanggup menurunkan risiko,” kata Ronny.

Bila ditelusuri secara mendalam, implementasi THR bagi menghemat pengaruh risiko kesehatan sudah dipraktekkan di dua negara seumpama Swedia, Inggris, Jepang, serta Amerika Perkumpulan (AS). Negara-negara tersebut mencatat penurunan signifikan dalam prevalensi perokok lewat pengenalan produk turunan selaku alat bantu berhenti merokok.

Untuk meraih tujuan final berhenti merokok, pinjaman terhadap tata cara yg belum pernah digunakan sebelumnya mesti dipertimbangkan. Basis observasi pun diperlukan buat mendukung penerapannya, yg hendak berperan selaku sumber perumusan kebijakan yang tepat. Opsi-opsi yg ada tak sanggup dibuang begitu saja, tergolong dalam menyaksikan THR selaku tata cara yang sanggup diimplementasikan.

“Apa yang ditangani (bagi mendukung penduduk berhenti merokok) tak efektif selama ini. Maka perlu pendekatan lain yang lebih efektif. Ini fakta yang tidak sanggup disingkirkan dan mesti dipikirkan. Kita tidak menegasikan kemungkinan untuk mengadaptasi teknologi, tergolong THR,” ujar Ronny.

Tantangan Tobacco Harm Reduction di Indonesia

Meskipun produk THR telah mulai tersedia di Indonesia, dikala ini pinjaman penerapan THR serta edukasi dan sosialisasi di penduduk masih perlu diperkuat. Salah satunya lewat aktivasi andal kesehatan bagi menjalankan edukasi mengenai penghematan risiko, investasi terhadap observasi dan implementasi THR oleh pemerintah, sosialisasi dan edukasi terhadap penduduk umum, serta lewat pendekatan terhadap kalangan religius bagi mengiklankan THR.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Maranatha dan Tenaga Ahli PT Aretha Medika Primer, Prof Dr Wahyu Widowati menyampaikan perlu adanya kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan penduduk untuk mendorong sosialisasi dan pengertian mengenai THR. Tanpa upaya kolaboratif tersebut, potensi THR dalam menghemat prevalensi merokok di Indonesia mungkin tidak sanggup berlangsung maksimal.

“Saya yakin kalau pemanfaatannya sudah dikontrol dengan baik, dengan dukungan, dan mungkin ada pengawasan yg tepat, saya percaya penduduk kalian dapat. Makara antara penyusun kebijakan, akademisi, dan penduduk Indonesia mesti ada kerja sama baik,” kata Prof Wahyu.

Pemahaman tentang desain THR pun perlu digencarkan, khususnya dalam membantu mengedukasi penduduk tentang apa saja manfaatnya. Keberadaan produk alternatif di Indonesia mesti sanggup dimanfaatkan dalam upaya menurunkan prevalensi perokok, yg sanggup diintegrasikan dalam kebijakan selaku alternatif, ketimbang cuma berkonsentrasi dengan cara yg ada dikala ini.

Lebih jauh, Wahyu juga memastikan pentingnya observasi yg makin komprehensif tentang pengaruh dan implementasi THR di Indonesia. Data dari observasi tersebut dikehendaki sanggup digunakan selaku dasar pengambilan kebijakan yg lebih sempurna sasaran, sehingga kehendak menyebabkan penduduk yang lebih sehat sanggup terwujud.

“Masyarakat Indonesia banyak yg belum mengerti (THR), perlu edukasi, sehingga sanggup diimplentasikan bahwa produk turunan menghemat risiko. Ad interim, peneliti berperan memberi data yang akurat,” pungkasnya.

Baca juga: Laporan Internasional Ungkap 4,6 Juta Perokok Dapat Terselamatkan dengan Ini

20D

Video: Pakar Sebut RI Peringkat 1 Pengguna Rokok Elektrik di Asia Tenggara

20D

Video: Ahli Sebut RI Peringkat 1 Pengguna Rokok Elektrik di Asia Tenggara


rokoktobacco harm reductionkesehatan masyarakatangka kematianperokok indonesiawhorisiko kesehatan

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video